Tulis Saja

14 Oktober 2012

CARA MENGHADAPI PENANTIAN YANG TAK PASTI



Bagaimana cara menghadapi penantian yang tak pasti, penantian yang menjenuhkan?

Bagaimana cara mengakhiri penantian? jangan menanti. oke..
Banyak wanita dipasung oleh pendapat lama, bahwa wanita tidak boleh menyatakan cinta. "Siapa bilang itu? langsung saja wanita datang, eh aku cinta padamu."Kalo dia diem tanya, emang ada masalah sama lo?" saya membayangkan terasa gatel semua. hehe...

Wanita boleh menyatakaan cinta, tetapi dengan caranya... caranya jika lelaki tidak menyatakan cinta, kasih dia batas waktu. ya kan ?
Hey.. jangan buat laki-laki lain menunggu, tetapi jangan sampai dalam ketegasan itu anda seperti tidak punya pilihan. Karena pilihan bagi wanita yang digantung adalah membebaskan dirinya supaya terbuka bagi pria baik yang lain.
Banyak wanita "menua" dalam penolakan kemungkinan baru. bertahan dengan laki-laki tidak baik yang tidak tegas.
Selama wanita bergaul dengan laki-laki yang tidak baik, laki-laki baik yang lain akan menjauh. kenapa? Laki-laki menilai siapa yang dekat dengannya. kalau ada laki-laki jelek, tidak jaga kesehatan, tidak jaga kebersihan, dan bergaulnya tidak baik.
Tetapi pacar anda yang menjanjikan pernikahan itu, lalu anda menjaga hubungan hanya takut karena tidak ada gantinya. demikian kecilkah peran Tuhan terhadap diri anda? sehingga diberikan pelajaran yang membuat semua belahan jiwa tidak mendekat.

So, ketegasan anda untuk menjauhkan dari penantian yang tidak baik. menjadikan anda dikejar, didekati, dan diinginkan orang-orang yang lebih baik.

27 Januari 2012

Tips memulai usaha bidang kuliner

Kemampuan untuk membuat makanan yang lezat tidak menjamin sebuah keberhasilan dalam membuat usaha. Mengetahui cara membuat makanan dan dapat mengelola bisnis adalah dua hal yang berbeda.
Jika anda sudah menguasai trik memproduksi masakan ataupun makanan ringan, maka kini saatnya anda harus mengetahui bagaimana caranya untuk memulai bisnis anda. Berikut tips sederhana:
Modal
Buat daftar dari yang termahal sampai dengan yang termurah, coret yang tidak bisa dijangkau, sisakan 3 daftar modal terendah dan jadikan itu sebagai target jangka pendek anda.

Jenis Makanan
Tidak perlu muluk-muluk, mulai saja dari jenis makanan yang anda kuasai, misalnya anda piawai membuat kue lumpur berbagai rasa seperti lumpur telor, lumpur daging, lumpur kelapa, lumpur kentang, atau lumpur pandan. Dalami kemampuan anda tersebut.
Manajemen Waktu
Pengaturan waktu harus diperhitungkan sejak awal, seperti kapan saat belanja bahan baku, menimbang dan meracik bahan baku, menyimpannya sebelum diolah bahkan sampai pada saat mengolahnya dan mengantarnya tepat waktu sesuai dengan yang sudah dijanjikan. Ingat kepuasan hati pelanggan adalah nomor satu.
Sample Makanan
Menyertakan sample makanan diluar menu yang telah dipesan merupakan promosi terselubung yang sangat bagus, beritahu pelanggan bahwa itu merupakan bonus pesanan, sehingga di kemudian hari pelanggan dengan mudah memesan karena sudah tahu rasanya.
Tingkatkan terus kualitas
Perbaharui dan perbaiki kualitas dari masakan buatan anda. Untuk mengetahui kualitas rasa dari masakan, anda dapat membagi sampel kepada teman atau saudara tedekat untuk memperoleh reaksi mereka terhadap produk anda. Setelah itu anda perbaiki agar sesuai dengan keinginan mereka.
Jalin kerjasama
Strategi penjualan lainnya adalah anda bisa juga melakukan kerjasama dengan beberapa usaha kantin. Anda dapat mensuplai masakan setiap harinya untuk dijualkan di kantin tersebut.

Ghiboo.com 

23 Januari 2012

9 Tips Memasarkan Diri Anda

pramono: 

Pemasaran atau marketing bagi diri sendiri itu penting. Kita perlu mentransformasi talenta dan sumberdaya kita menjadi core competence yang akhirnya menjadi keunggulan bersaing kita. Setelah memahami betapa pentingnya upaya memarketingkan diri sendiri, tentunya kita bertanya bagaimana cara mencapainya. Berikut ini 9 tips memasarkan diri dengan mengambil referensi dari buku Hermawan Kartajaya "Marketing Yourself"...

1. Membuat Segmentasi
Segmentasi yang dimaksud Hermawan adalah melihat pasar secara kreatif alias tidak sekadar mengekor orang lain. Pasar untuk konteks pemasaran diri bisa berupa lingkungan kerja, lingkungan sekolah, organisasi, lingkungan pertemanan, dan sebagainya. Kreativitas mendapat penekanan di sini. Dalam proses segmentasi ini, kita berupaya menemukan dan menonjolkan apa yang menjadi perbedaan kita dengan orang lain.

2. Menentukan Target
Target di sini tak lain adalah upaya mengalokasikan sumberdaya yang kita miliki seefektif mungkin. Target dibuat karena sumberdaya kita terbatas. Sumberdaya bisa berupa energi, waktu, pikiran, dan sebagainya. Kita tak perlu menghamburkan waktu untuk semua orang dan hal tak jelas. Hermawan bilang jangan jadi Rambo, tapi jadilah sniper!

3. Membuat Positioning
Pada ranah ini, kita kudu bisa membuat pelanggan percaya pada kita pada positioning kita. Temukan sesuatu yang berbeda dari diri kita dengan khalayak. Contoh simpel, jangan membikin surat lamaran yang umum. Tonjolkan sisi unik dari diri kita. Positioning ini juga menjadi janji yang akan kita berikan pada pelanggan.

4. Diferensiasi. 
Diferensiasi di sini adalah pengintegrasian antara konten dan konteks. Konten merujuk pada isi dari diri kita, seperti pendidikan, talenta, ketrampilan, dan sebagainya. Konteks lebih mengacu pada bungkusnya.Konten itu lebih pada apa yang kita tawarkan. Konten adalah cara kita menawarkannya. Banyak orang pintar dan cakap, tapi tidak mempunyai kemampuan mengkomunikasikan itu secara tepat. Padahal, orang melihat diri kita pertama kali dari luar (bungkus/konteks). Positioning dan diferensiasi saling berkaitan. Kita bisa mem-positioning-kan diri kita agar bisa dipersepsi orang lain secara berbeda. Usai dipersepsi macam ini, kita kudu bisa mengisi dengan konten dan konteks.

5. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran jamak dikenal dengan rumusan 4P—product, price, place, dan promotion. Produk dalam konteks ini adalah servis—apa yang bisa kita berikan pada pelanggan kita. Entah itu bakat, ketrampilan, dan sebagainya. Harga adalah penghargaan pada produk yang kita berikan tersebut. Gabungan antara produk dan harga adalah penawaran.

Selain itu, diri kita pun sebisa mungkin bisa diakses melalui tempat dan promosi. Di era New Wave ini, banyak kanal dan media yang bisa kita gunakan untuk promosi diri kita—lebih tepatnya unique selling points—kepada pelanggan. Kita bisa menggunakan blog yang berisi tentang karya-karya kita maupun CV kita, LinkedIn, Twitter, Facebook, dan sebagainya. Ingat, sekarang ini, orang dengan mudah membaca jejak rekam kita melalui internet—lebih tepatnya Google. Sebab itu, berupayalah agar Google tetap merekam sisi positif diri kita. Intinya, di era serba terkonek ini, sebaiknya kita juga menjadi pribadi yang mudah terkonek. Catatannya, tampilah di media-media sosial dengan penuh karakter.

6.Selling 
Selling yang dimaksud di sini tak lain adalah bagaimana kita memadukan antara diri kita, pelanggan, dan relasi dengan pelanggan tersebut. Jangan sekali-kali melakukan hard selling karena kita tidak menjual barang tapi person. Salah satu caranya dengan terus melakukan interaksi dan percakapan dengan para pelanggan kita. Relasi kontinu ini akan menciptakan customer bonding. Ini tidak hanya akan berbuah pada financial bonding tapi juga emotional bonding. Bahkan, lebih dalam dari itu, bisa menjadi spiritual bonding—relasi dari hati ke hati. Kalau sudah begini, kita menjadi merek yang kuat.

Ada tiga kategori selling, yakni benefit, feature (jual servis), dan solution. Yang paling tinggi adalah solution selling di mana kita tidak hanya menjual diri dengan menonjolkan ijazah, tapi menawarkan solusi.

7. Merek 
Diri kita adalah merek tertentu. Hermawan menandaskan bahwa branding adalah upaya menghindari kecenderungan untuk menjadi sama dengan kebanyakan.

8. Servis
Servis menjadi media memasarkan diri. Servis tak sekadar pelayanan biasa dan umum, tapi servis intelektual, emosional, dan spiritual. Sebisa mungkin tempatkan servis ini sebagai jalan hidup—a way of life.

9. Proses
Proses ini tak lain adalah upaya untuk mengembangkan diri kita secara kontinu. Tidak pernah puas dengan keadaan dan kenyamaan saat ini. Kita senantiasa memperbarui quality, cost, dan delivery. Misalnya, pekerjaan kita harus berkualitas. Diselesaikan dengan tepat waktu serta efisien. Ini yang kudu diperbarui secara kontinu.


By : http://forum.tempointeraktif.com/node/770